Thursday, 19 April 2018


MERINGANKAN OTAK SAAT BERHITUNG
Hitunglah  berapa nilai dari   97+25+19+15+21+69+13 -19. Bagi siswa yang “kurang” gemar matematika soal sederhana ini akan terlihat panjang dan merasa berat. Kebanyakan orang melakukan perhitungan berurut sesuai dengan urutan tulisan, sebagai berikut:
1)    97 + 25   = 122
2)    122 +19  = 141
3)    141 + 15 = 156
4)    156 + 21 =  177
5)    177 + 69 =  246
6)    246 + 13 = 259
7)    259 – 19 = 240
Langkah seperti ini tidak salah, namun jelas rumit dan lama. Coba anda rasakan beban otak anda saat melakukan langkah 1), ke 2),  dan lebih berat lagi pada langkah ke 5). Otak kita tidak merasa ringan untuk menjumlahkan 177 + 69. Hal ini banyak dirasakan siswa yang kurang gemar matematika sebagai beban yang melelahkan. Akibatnya wajar jika matematika semakin terlihat bak monster yang menakutkan. Akhirnya siswa malas belajar, dan tentu saja makin ketinggalan. Jika prosedur “biasa” seperti itu dipandang tidak efektif, lantas harus bagaimana? Pertanyaan yang wajar dan banyak penulis jumpai.
Sesungguhnya para siswa sejak kelas bawah (kelas 2 misalnya) , juga guru dan orang tua, sudah pernah mengenal (bahkan memahami) hukum komutatif dalam perjumlahan (juga perkalian). Bahwa dalam perjumlahan berlaku kebolehan penukaran tempat. Hukum komutatif yang mengatakan bahwa 5 + 10 itu sama dengan 10 + 5, atau a + b = b + a, itu sudah dipahami. Namun sayang masih banyak orang, siswa, bahkan guru kurang optimal memanfaatkan hukum komutatif ini dalam melakukan operasi aritmetika seperti pada soal di atas. Sekarang coba anda lakukan perhitungan seperti yang akan saya demonstrasikan dan rasakan sensasi kemudahan dan kecepatannya.
Sesuai hukum komutatif, deretan operasi di atas kita tukar, kelompokkan menurut kedekatan bilangannya (maksud kedekatan itu seperti 7 + 3 itu dekat karena hasilnya 10). Bilangan 97 lebih dekat dengan 13, 25 dengan 15, 21 dengan 69. Coba perhatikan, ada bilangan 19 dan di akhir ada pula pengurangan 19. Ini jarang kelihatan oleh orang-orang yang belum terlatih. Dengan konsep ini maka soal di atas dapat ditulis sebagai berikut:
(97 + 13) + (25 + 15) + (21 + 69 ) + (19 – 19)
Nah, coba perhatikan betapa familiernya kita dengan penambahan-penambahan seperti itu. Mari kita lanjutkan:
(97 + 13) + (25 + 15) + (21 + 69 ) + (19 – 19)
      110     +     40       +     90         +      0         =
รจ 110 + 90 + 40 + 0 = 240
Bagaimana apakah anda merasakan kemudahan dan kecepatannya? Otak akan terasa lebih ringan dibanding dengan langkah berurutan seperti yang sering kita lakukan.
Mari kita coba pada beberapa soal berikut:
Lakukan perhitungan dengan menerapkan hukum komutatif sehingga perhitungan anda terasa lebih ringan dan cepat (hati-hati hukum komutatif tidak berlaku pada pengurangan dan pembagian)
a.    123 – 87 + 216 + 128 – 16 + 97 + 27 + 12 = .....
b.    27 – 35 – 18 + 23 + 40 – 129 + 18 + 29 +100 =
c.    118 + 57 + 24 : 7 x 35 + 23 + 32 – 50 = ......
Ya, anda benar, bagus sekali bahwa anda telah berhasil memperpendek operasi aritmetika yang biasanya anda lakukan dengan langkah-langkah yang panjang dan berat. Saya hanya akan mengupas salah satu alternatif pengerjaan, masih ada alternatif lain yang mungkin sama ringkasnya atau malah lebih ringkas.

a.      123 – 87 + 216 + 128 – 16 + 97 + 27 + 12 =....
  Untuk meringankan beban otak, susunan kita ubah sesuai kedekatan bilangan menjadi
123 + 27 + 216 – 16 + 97 – 87 + 128 + 12 =
      150   +     200    +    10     +      140 =
          200 + 150 + 150 = 500
Perhatikan pasangan-pasangan bilangan menjadi demikian akrab dan ringan di otak.

b.    27 – 35 – 18 + 23 + 40 – 129 + 18 + 29 +100 =
Kita Ubah menjadi :

27 + 23 + 40 – 35 + 100 + 29 – 129 + 18 – 18 =
     50    +      5      +     129    - 129 + 0 = 55
           
c.    118 + 57 + 24 : 7 x 35 + 23 + 32 – 50 = ......
Susunan kita ubah dulu. Namun di sini operasi sudah campuran antara, perjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

24 x 35 : 7 + 118 + 32 + 57 + 23 – 50 =
24 x     5   +      150    +     80  - 50
      220  + 80 + 150 – 50  =  400

Nah, ternyata hukum komutatif pada perjumlahan dan perkalian, jika kita terapkan  pada operasi aritmetika akan menolong meringankan beban otak. Ini sangat penting dalam pembelajaran di SD dan SMP, terutama hal ini akan membantu menghilangkan kesan pada siswa bahwa matematika itu berat. Semoga dengan cara ini, siswa semakin diringankan. Namun jangan lupa bahwa proses ini bukan untuk penanaman konsep melainkan keterampilan prosedural setelah siswa memahami konsepnya.
Bagaimana melakukan operasi perjumlahan atau pengurangan dua bilangan yang terasa berat agar lebih ringan? Di atas saya sudah memperlihatkan bagaimana operasi aritmetika yang panjang dan terasa berat diubah menjadi ringan melalui penerapan hukum  komutatif, nah bagaimana jika kita menghadapi perjumlahan atau pengurangan dua suku tapi terasa berat?
Misalnya 493 + 68. Pengurangan ini akan terasa berat di otak anak-anak, mau tidak mau harus menggunakan kertas dan pensil. Salah satu strategi meringankan otak, maka dilakukan pengubahan ke bilangan yang lebih familier. Cari bilangan bulat yang lebih dekat. 493 lebih dekat ke 500 dengan penambahan 7. Angka 500 akan terlihat lebih ringan. Dalam perjumlahan jika satu bilangan mengalami penambahan maka bilangan lain harus dikurangi dengan bilangan yang sama. Karena satu bilangan ditambah 7 maka bilangan kedua kurangi 7, 68 menjadi 61, maka pada mental kita terbayang menjadi 500 + 61, akan terasa ringan dan dengan cepat otak melihat hasilnya yaitu 561
Contoh lain misalnya 273 – 95. Strateginya sama yaitu mencari bilangan bulat terdekat yang akan nampak ringan di otak. DI sana kita melihat angka 95 lebih enak jika dijadikan 100. Dalam pengurangan, antara kedua bilangan  harus mendapat perlakuan sama. Karena  bilangan kedua mengalami penambahan 5, maka bilangan ke satu pun harus ditambah lima, 273 menjadi 278. Nah sekarang soal berubah menjadi 278 – 100. Otak kita dengan ringan dan cepat segera melihat hasilnya yaitu 178.